MARAH


 
           Pagi itu, sang kakak berlari tergopoh-gopoh melalui pintu belakang rumah, dengan perasaan takut dan kesal yang terpancar di wajahnya. Ia habis merusak sepeda motor milik adiknya, karna itu ia kabur dengan harapan tidak ketahuan oleh orang lain. Padahal adiknya ingin berangkat kerja, kok tega ya sang kakak berbuat demikian? Tanpa berfikir panjang, sang ayahpun mulai mengambil ikat pinggang dan mencari sang kakak dengan amarah yang membeludaknya.
Ayah   : “hei...!!! mau kemana kau, sini kau!”
             ( sambil berlari menghampiri sang kakak dan langsung memukulinya dengan ikat pinggang)
            : “kurangajar kau ya! (paak..paaakk..paaakk) kau rusakkan pula sepeda motor adikmu!”
            Adikpun menyusul mendekati ayah dan kakak, berusaha untuk memisahkan.
Adik    : “ayah, udah yahh.. udah yaahhh .. udaahh….!”

Melalui kejadian di atas, mungkin banyak pertanyaan yang muncul dalam benak kita. Mengapa sang kakak tega melakukan kejahatan itu? Mengapa sang kakak tidak bertanggung jawab atas kesalahannya? Kenapa sang ayah langsung menghajar sang kakak? Kenapa dan kenapa. Semua pertanyaan inilah, yang akan kita bahas dalam tulisan ini.      
            Semoga pembaca sekalian selalu dalam lindungan Allah swt. amiin. Dan saya harap pembaca sekalian sudah pastikan bahwa hari ini  sudah bersyukur kepada Allah, kan? Kalau sudah, Alhamdulillah. Kalau belum, bersyukurlah selagi diberi Allah kesempatan. Karna sungguh, dari ujung rambut sampai ujung kaki, semua atas nikmat Allah. Kalau bukan karna nikmat yang Allah berikan, kita tak akan bisa menjalankan aktivitas kita hari ini, jadi sudah sepatutnya kita bersyukur kepada Allah dengan sesyukur-syukurnya.
            Marah, memang hal yang wajar ketika terjadi sesuatu yang tidak kita senangi. Namun, marah dapat kita atasi saat kita mencoba melatih marah tersebut. Karna, setiap masalah yang kita alami, tidak mesti dihadapi dengan sikap marah, masih banyak jalan keluar untuk mengatasi masalah tanpa harus dengan marah. Allah swt juga memerintahkan kita untuk menahan amarah, begitu juga hadist Rasulullah saw.
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran – 134)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri].
            Dengan demikian jelaslah, bahwa kita diperintahkan untuk menahan marah bahkan Rasul melarang kita untuk marah. Karna marah bukanlah solusi dalam setiap masalah. Oleh karenanya, dituntut agar kita mampu menahan amarah sebisa mungkin.
Berdasarkan cerita di awal, wajarlah seorang ayah marah ketika anaknya melakukan hal yang tidak baik. Namun, bukan berarti sang ayah marah-marah hingga harus memukuli dan mengatakan perkataan-perkataan yang buruk pula kepada anaknya. Disinilah salah satu efek dari “marah”. Kenapa? Saat kita marah, sulit untuk mengkontrol diri, hingga terkadang kita suka berlebihan, mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya dikatakan, hingga terkadang kita melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan seperti memukul dan lainnya. Akibatnya, masalah bukannya selesai, malah timbul deh masalah baru. Yang ujung-ujungnya hanya penyesalan yang datang. Sungguh, allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Bagaimana mengatasi marah ketidak membeludak dalam jiwa kita? Nih, sedikit tipsnya.
1.      Berwudhu
Kenapa bermudhu? Orang marah, biasanya egonya naik, dan di dadanya serasa panaasssss. Dan marah adalah sifat syaitan, syaitan berasal dari api, dan api akan padam dengan air. Jadi, wudhulah ketika sedang marah. Kalau setelah wudhu belum reda juga tu marahnya, bawa shalat dehh.
Sebagaimana hadis Rasulullah “Sesungguhnya marah-marah dari Setan, dan sesungguhnya setan diciptakan dari api, dan sesungguhnya api dimatikan dengan air. Maka ketika salah satu kalian marah-marah maka hendaklah berwudhu.” (HR. Abu Dawud)
2.      Rubah Posisi
Saat kita marah sedang berdiri, cobalah untuk duduk, kalau masih marah juga cobalah berbaring. Insya Allah marahnya akan mereda.
“Ketika salah satu kalian marah dalam keadaan berdiri maka hendaklah duduk, maka hilang marah-marahnya. Dan jika tidak hilang maka hendaklah berbaring.” (HR. Abu dawud)

Semoga bermanfaat.

Related Posts:

  • CERBUNG MENGEJAR CINTA RIANTI 16#MENGEJAR_CINTA_RIANTI#EPISODE_16Terima kasih admin/moderator yang telah berkenan menyetujui tulisan ini.Terima kasih pembaca setia Rianti yang masih menunggu kelanjutan kisah ini. Mohon maaf jika terlalu lama posting kelanju… Read More
  • CERBUNG MENGEJAR CINTA RIANTI 14 #Mengejar_Cinta_Rianti#Episode_14Terima kasih admin/moderator yang telah berkenan untuk menyetujui tulisan ini.Terima kasih pembaca setia Rianti.        Rianti merebahkan kepalanya ke pangkuan mamanya. San… Read More
  • CERBUNG MENGEJAR CINTA RIANTI 18#Mengejar_Cinta_Rianti#Episode_18Judul : Mengejar Cinta RiantiOleh : Naya RTerima kasih admin/moderator telah menyetujui tulisan ini.Terima kasih pembaca setia Rianti. Setelah sarapan, Afdi mengajak Rianti untuk berkemas… Read More
  • CERBUNG MENGEJAR CINTA RIANTI 17#MENGEJAR_CINTA_RIANTI#EPISODE_17Terima kasih admin/moderator yang telah berkenan menyetujui tulisan ini.Terima kasih pembaca setia Rianti. Bonus di hari libur ya pembaca ....Rianti telah mengganti gaun pengantinnya deng… Read More
  • CERBUNG MENGEJAR CINTA RIANTI 15#Mengejar_Cinta_Rianti #Episode_15Terma kasih admin/moderator telah menyetujui tulisan ini.Terima kasih pembaca setia Rianti.         Tepat pukul 10.00 Pak Didi telah sampai di rumah Rianti untuk… Read More

0 comments:

Posting Komentar