Ada Bahu yang Dituju untuk Bersandar


Bercerita, 1/30

"Aku bahagia kok sendiri" kalimat yang selalu  ku nyatakan saat melihat pasangan bertabur di depan mata. Memang, sendiri juga memiliki kenikmatan tapi saat ada bahu yang bisa dituju untuk sandaran kurasa juga menyenangkan? Ada yang puk-puk saat menangis ku rasa menenangkan? Mungkin.

Diciptakan menjadi makhluk yang lemah dan tidak bisa hidup sendirian, itu tidak bisa dibantahkan. Namun di sisi lain, aku hanya bertahan bahwa tidak ada yang bisa memahami ku selain diri sendiri. Ntah karena belum menemukan orang yang tepat untuk dipercayai atau mungkin aku terlalu keras pada diri sendiri, ntahlah.

Aku belajar untuk mensyukuri setiap apa yang terjadi. Karena setiap kesedihan, kebahagiaan, kesulitan, rasa kecewa, apapun itu, masing-masing memiliki porsinya yang harus aku terima dan jalani, bukan? Ada bahu yang dituju untuk menjadi sandaran atau tidak sekalipun, waktu terus berjalan tanpa perduli aku siap atau tidak.

0 comments:

Posting Komentar