Seringkali aku mengambil keputusan yang kurang tepat dalam suatu kondisi. Aku masih memprioritaskan diri sendiri, mungkin aku terdengar egois. Namun, apakah keputusanku menjadi sebuah kesalahan saat aku hanya mementingkan diri sendiri? Lantas, bila memang aku salah, siapa yang akan bertanggungjawab dengan apa yang akan ku rasakan jika bukan diriku?
Tidak, tetap saja keputusanku yang lebih mengutamakan diri sendiri pada setiap situasi adalah kurang tepat. Aku hanya berdalih dengan kebahagiaan diri, nyatanya aku hanya tidak ingin merepotkan diri dengan hal diluar dari diriku.
Setiap kondisi, aku harus mengambilkan keputusan. Apakah aku menjadi prioritas atau aku harus mengalah. Memikirkan perasaan orang lain, melakukan tindakan yang seharusnya, dan bersikap dengan anjuran agama, menjadi pertimbangan-pertimbanganku dalam mengambil keputusan. Tapi semua tidak kulakukan, saat yang ku dapat hanya sakit dan penyesalan.
Dalam keputusanku yang salah, aku mengakui aku salah. Namun, mengapa mereka tidak ada yang bertanya, alasan atas setiap keputusan yang ku ambil? Tidakkah pernah mereka merasa keputusan yang ku ambil juga atas pertimbangan sikap mereka terhadapku? Ah sudahlah. Aku tidak akan pernah mendapatkan pengharapanku pada manusia itu menjadi nyata selain kekecewaan.
Sampai hari ini, catatan-catatan tentang diriku bagi orang lain, mungkin adalah keburukan. Walau aku tak seharusnya bisa menyimpulkan demikian, aku hanya merasa begitu. Melihat kenyataan bahwa orang lain hanya bisa menilai tanpa bertanya kebenaran.
0 comments:
Posting Komentar