Hadyan Ahmad Janitra

Hadyan Ahmad Janitra


Tak dapat dipungkiri lagi, media sosial kini telah menjadi bahagian dari kehidupan yang tak terpisahkan. Baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa bahkan usia lanjut sudah mengerti media sosial dan bergelut dalam dunia maya. Begitupula tak terkecuali dengan diriku.

Seperempat bahkan separoh keseharianku kadang ku habiskan dengan main media sosial. Dan media sosial yang sering ku gunakan adalah Instagram. Selain mudah, instagram mudah dijumpai video-video singkat, karna aku juga sedikit lebih senang mendengarkan dari pada membaca. Hingga akun-akun instagram ku pun terbilang cukup banyak, padahal semua fungsinya sama saja.

Hari itu, sebuah video tampil di beranda instagramku. Seketika tubuhku merinding dan jantungku berdetak lebih cepat. Lirik yang menyentuh hati, dan suara yang menenangkan jiwa. 

"Enak banget lagunya... siapa yang nyanyi?" gumamku.

Pertama mendengar dan pertama melihat, dia bernama Hadyan Ahmad Janitra. Seorang ustadz di sebuah pondok pesantren. Dan lagu itu keluaran dari pondok pesantren tempat ia mengajar, dan ia salah satu vokalis nasyid di pondok itu. 

"Tuhan, apakah ini namanya jatuh hati? Bagaimana bisa hatiku begini pada seorang yang baru ku lihat? Bahkan hanya dari sebuah video."

Kemudian aku berusaha untuk mencari media sosialnya, dan "dapat!" Tanpa ragu aku Follow akunnya dan scroll foto-fotonya.
"Terus scroll media sosialnya membuatku semakin jatuh hati padanya saja" gumamku.

Bagaimana aku tak jatuh hati, seorang ustadz di pondok, tentu ilmu dan religiusitas tak diragukan lagi, suara yang merdu dan dia seperti calon idaman banget.

Setiap hari aku lihat akun media sosialnya. Dengan meninggalkan jejak yaitu like boom. 
"Ah! Kenapa aku ini. Oh tuhan... apakah aku bodoh? Tapi aku benar menggilai makhluk Engkau yang satu ini. Tuhan... ampuni aku" 

Dan akhirnya dia follow back akun aku. "Oh Tuhan... aku bisa benar-benar gila dibuatnya"
Aku selalu ikuti setiap ia live streaming di instagram dan tak pernah ketinggalan dengan postingan-postingan yang ia upload. 

"Salam kenal, kak.." sapaku dalam DM di instagram
"Oh, iya dek.." jawabnya singkat

Singkat, padat, dan jelas auto lemes. Tak ada pembahasan apapun dan akupun tak mungkin lebih dari itu, apalagi memulai pembahasan aku tak berani lagi.

Aku selalu memikirkannya. Dikit-dikit aku lihat akun media sosialnya. Bahkan tak henti-henti ku berdoa untuk berjodoh dengannya.

Karna aku selalu scroll postingannya, sampailah aku pada sebuah postingannya.

"Antara masa depan dan hari ini...
Berhentilah mengkhawatirkan masa depan dan syukurilah hari ini.. dan hiduplah dengan sebaik-baiknya" Hadyan Ahmad Janitra

Dan membuatku sadar, bahwa aku telah berlebihan. Aku terlalu memaksa kehendakku yang belum tentu Allah merihoinya. Padahal, Allah adalah sebaik-baik perencana.

Hingga saat itu, akupun lebih fokus pada diriku sendiri. Dengan memperbaiki diri dan menambah ilmu agama. Aku juga masih sering bermain sosial media, bedanya medsosku lebih dimanfaatkan untuk berdakwah dan aku juga tak berlebihan lagi tentang dia, hadyan. Walau sebenarnya namanya tak luput dari doa.

Beberapa bulan kemudian, sebuah pesan masuk di medsosku.
"Assalamualaykum..." 

"Astagfirullahal'adzim!!!" Kagetku tak karuan. "inikan kak hadyan.. dia nge-dm aku ya Allah...." akupun langsung membalas pesannya dengan tak henti-hentinya terus beristighfar.

"Dipanggil Aisyahkan? Boleh kakak bertanya?"

"Iya kak, silahkan" jawabku

"Aisyah sudah menikah?"

"Belum, kenapa ya kak?" Tanya ku tak karuan

"Maaf ya aisyah sebelumnya, bila aisyah belum dikhitbah oleh siapapun dan bila aisyah berkenan, kakak ingin melamar aisyah, bismillah"

Dan atas izin Allah, kamipun menikah. Kamipun hidup di lingkungan pondok tempat ia mengajar. Sesekali aku juga ikut mengajar pelajaran ekonomi syariah di pondok tersebut, karna memang aku sarjana ekonomi syariah.

Dan sampai saat ini tetap ku percayai adalah, Allah sebaik-baik pembuat rencana.



AP Imajination

(Semoga bermanfaat dan ambil hikmahnya. Apabila ada kesamaan nama tokoh, ini hanya fiktif belaka.)

Related Posts:

  • Menikmati Hari dengan Masalah Di kehidupan, tentu berbanding lurus dengan masalah. Setiap yang hidup, memiliki masalahnya sendiri. Begitu pula dengan diriku.Masalah yang datang silih berganti, tanpa permisi, datang sesuka hati. "Namanya juga h… Read More
  • MEMILIH DIAM PADA HAL-HAL YANG TAK PERLU DIUNGKAPKANBercerita, 4/30 Beberapa hari ini waktuku banyak tersita oleh pekerjaan, pekerjaan yang mengharuskan ku berinteraksi dengan banyak orang. Bukan aku tak suka, hanya saja aku kurang pandai dalam membuka pembicaraan d… Read More
  • Belajar Kesehatan dan kesempatan, adalah dua hal yang sering terlupakan padahal begitu dekat. Terlalu sibuk dengan rutinitas hari demi hari, sampai melupa. Namun saat kesehatan mulai memudar, barulah terasa betapa in… Read More
  • Pilihan Menikah Aku memiliki seorang kakak laki-laki, usia kami selisih dua tahun. Hubungan kami tidak begitu dekat layaknya seperti saudara kakak beradik, dikatakan jauh, kami tidak sejauh itu. Bisa dikatakan, biasa saja. Kami h… Read More
  • Ada Bahu yang Dituju untuk Bersandar Bercerita, 1/30"Aku bahagia kok sendiri" kalimat yang selalu  ku nyatakan saat melihat pasangan bertabur di depan mata. Memang, sendiri juga memiliki kenikmatan tapi saat ada bahu yang bisa dituju untuk sanda… Read More

0 comments:

Posting Komentar