Saat duduk di bangku Sekolah Dasar, aku sudah mengerti rasa "suka". Aku menyukai seorang lelaki, namanya Farid. Di mataku dia manis, hingga membuat aku menyukainya. Namanya masih masa kanak-kanak, aku tetap tak berani mengungkapkannya. Padahal teman-temanku mengatakan bahwa Farid menyukai ku saat itu. Tetap saja, seolah aku biasa saja tanpa rasa padanya.
Setelah tamat Sekolah Dasar, aku dan dia masuk Sekolah yang berbeda. Namun, hubungan kami semakin dekat dari yang dulu. Ia sering munghubungiku. Walau aku jarang membalas pesannya.
Malam itu adalah malam kebimbangan untukku. Farid memintaku untuk menjalin hubungan dengan dia. Alias pacaran. Ohh, senangnya. Tapi aku menolaknya. Padahal itu adalah saat-saat yang nantikan.
Hari terus berganti, sekarang aku sudah kuliah. Dan aku pun masih mengagumi Farid seperti dulu. Aku ingin dekat dengan dia, tapi aku tak ingin pacaran dengannya. Akupun harus memendam perasaan itu sampai saat ini.
Saat itu, aku mendapat kabar, ibunya Farid meninggal. Aku turut sedih saat itu, pasti dia akan kesepian tanpa ibunya. Akupun datang padanya dan mencoba mendekatinya. Kamipun sailing menghubungi.
Dan lagi, dia mengajakku kembali untuk pacaran. Jawaban ku pun masih sama.
"Aku tak ingin pacaran, maaf".
Aku menolaknya.
Selang beberapa minggu kemudian, aku mendengar bahwa dia sudah pacaran dengan yang lain.
0 comments:
Posting Komentar