Maha Hebat

"Tuhan, jangan temukan aku dengan dia, aku sangat malu padanya Tuhan. Oh Tuhan.. Bila memang kami berjodoh, temukan dan satukan lah kami di waktu tepat"

Sudah hampir sebulan aku bertahan sejak perpisahan ku dengan Raka. Kebersamaan yang ku anggap akan berujung pada bahagia ternyata kandas di tengah jalan. Dengan penuh keyakinan, aku memutuskan untuk berpisah.
Berat, memang sangat berat yang ku rasakan. Namun untuk bertahan juga terlalu menyakitkan. Wanita mana yang tahan bila pasangannya masih memiliki rasa dengan mantannya. Dan akupun, memilih berpisah.

Setelah berpisah, untuk melewati satu hari 24 jam saja serasa sebulan lamanya. Waktu seakan melambat membuatku semakin merasakan sakit yang kian mendalam. Bagaimanapun juga, apapun yang terjadi dan segala yang ku rasa takkan mampu menghentikan waktu. Kenyataan tetap harus dihadapi dan kehidupan harus tetap ku jalani.

Hari demi hari berlalu, aku masih suka menangis dalam sendiri. Akupun tak mengerti entah apa alasanku untuk menangis. Logika ku menolak jika alasanku menangis adalah perpisahan, karna aku sendiri yang menginginkan perpisahan itu. Seharusnya aku bahagia dengan kesyukuran. Namun, aku menangis tersedu tanpa alasan. Ada rasa dalam dada yang tak mampu terungkapkan. 
"Aku hanya ingin menangis"Ucapku dalam hati.

Hari ini aku bekerja seperti biasa. Anehnya, hari ini aku terus memikirkan Raka. Merasakan bahwa ia akan datang padaku. 
"Oh Tuhan, tenangkan hatiku".

Aku berjalan keluar mencari udara segar. Dan tanpa terduga, di ujung jalan aku melihat Raka. Bergegas ku palingkan wajahku dan menghindari jalan yang akan ia lalui.
"Ya Tuhan, itu Raka" bisikku.
Anehnya, tubuhku tiba-tiba bergetar, dan kakiku seolah tak mampu untuk berjalan. Degup jantungku seakan tak bisa lagi terkendali. Aku seperti orang sakit seketika.

"Apakah Raka mencariku?" Tanyaku pada ibu.
"Iya. Dia menanyakan kabarmu". Jawab ibu.

Pertahanan yang sudah ku bangun dengan susah payah. Tak mungkin ku robohkan dengan sebegitu mudah. 
Akupun tetap mengabaikannya. Hatiku masih terasa sakit akibat luka yang terlalu dalam. Karna keseriusanku tak mendapat balasan kebaikan. 

Tuhan menjawab doaku. Dengan tidak mempertemukan dia denganku.
Rasanya memang tak adil bila hanya aku saja yang melihatnya. 
Melihat dia baik-baik saja aku cukup bahagia. 
"Baguslah, berarti ia tidak apa-apa tanpaku. Aku saja yang lebay menangis karna dia".

Semoga engkau bahagia.


Related Posts:

  • KeputusanSeringkali aku mengambil keputusan yang kurang tepat dalam suatu kondisi. Aku masih  memprioritaskan diri sendiri, mungkin aku terdengar egois. Namun, apakah keputusanku menjadi sebuah kesalahan saat aku hanya mementingk… Read More
  • SELASA, 16 FEBRUARI 2021Selasa, 16 Februari 2021 Kuucap dengan Bismillah... Allah, mengikhlaskannya adalah salah satu ikhtiarku dalam mengharapkan ridho-Mu. Jangan biarkan aku dalam kesesatan dan terombang-ambing oleh angin ditengah … Read More
  • CERBUNG - PURA-PURA MISKIN #3Pura-pura miskin #3-Satu Orang Dua Nasib-Sebuah notifikasi mesengger masuk, aku tertegun meilihat nama Mas Agam yang mengirimiku pesan.[Hai, boleh kita kenalan?]Aku tersenyum kecut. Entah lelaki macam apa yang aku nikahi, bar… Read More
  • ADA WAKTUNYA Normal 0 false false false IN X-NONE AR-SA … Read More
  • Kesimpulan Diri-Part 1Setiap orang memang berbeda, masing-masing memiliki pendapat dan cara pandang yang tentu juga berbeda. Tak terkecuali aku dan bibiku. Yang selalu berbeda pendapat dan tak pernah sejalan Kadang aku bertanya, apakah karna … Read More

0 comments:

Posting Komentar