Apakah Ramadhan berhasil mendidikmu?
Aku ingin waktumu sebentar, mari sejenak kita berfikir dan merenung. Hampir seminggu sudah lamanya Ramadhan pergi meninggalkan kita, sementara kita tak bisa mengetahui apakah di tahun depan dapat bertemu dengannya lagi atau tidak.
Tidakkah kita ingat? Coba kita menelisik memori-memori saat bersama Ramadhan. Bagaimana hari pertama itu, terasa segar dalam ingatan. Kita terbakar semangat yg menggebu untuk menyambutnya, tak terasa haus walau kerongkongan kering kerontang, tetap semangat walau perut melilit kelaparan, hari-hari dipenuhi ibadah-ibadah untuk menggapai cinta-Nya.
Hari demi hari kita lalui, puasa tetap dijalankan tak peduli teriknya mentari, dan kegiatan-kegiatan positif menjadi aktivitas yang digemuli.
Hanya sebulan. Yaa, Ramadhan hanya sebulan lamanya. Lalu, apakah Ramadhan berhasil mendidik kita?
Ramadhan mengajarkan kita kesabaran, mengajarkan kita bahwa adanya hak Allah atas diri kita.
Lantas, ketika Ramadhan itu berakhir, berakhir pulakah kita memberika hak Allah? Menjalankan kewajiban kita?
Kemana bekas-bekas kebaikan yg pernah kita lakukan?
Apakah bekas kebaikan itu telah pergi seiring perginya Ramadhan?
Sangat menyedihkan.
Bagaimana tidak, ketika Ramadhan kita beramai-ramai mengisi shaf2 masjid, pasca Ramadhan jangankan untuk mengisi shaf, adzan berkumandangpun telat.
Apakah Ramadhan berhasil mendidik kita?
Betapa buruknya kita bila hanya mengenal hak Allah pada bulan Ramadhan saja. Pada bulan-bulan lain, seolah kita lupa pada hak-hak Allah atas kita.
Tidakkah kita ingin menjadi hamba-Nya yang sejati? Menjadi hamba yg Rabbani? Menjalankan perintah nya setahun penuh, tanpa mengenal waktu dan tempat.
0 comments:
Posting Komentar