Teruntuk yang Pernah Singgah


Aku tersadar karna kepahitan rasa ini
Bahwa yang ingin bersama, hanya aku...
Yang mengusahakan, hanya aku...
Yang memperjuangkan, hanya aku...

Aku terlalu bodoh hingga terjatuh tanpa mengerti
Begitu tuli hingga tak mendengar dengan benar
Padahal sudah jelas 
Dia tidak menginginkan aku..

Sungguh... 
Ikhtiarku menjadikannya sebagai rumah
Tapi ternyata hanya persinggahan
Lagi, dan lagi...
Nyatanya aku pernah serius, sungguh serius...
Tapi seriusku pada orang yang salah..

Aku menunggu, menunggu lagi...
Padahal ku tahu.. waktuku habis percuma disini
Bodoh, bukan?

Aku memilih kehambaran
Daripada harus kepahitan

Related Posts:

  • Untukku Aku tau, aku terus melangkah, hingga telah banyak waktu  yang terlalui tanpamu.Aku bisa menjalani hari tanpamu, dan memang pasti bisa.Aku memang sudah lama memutus kerinduan, aku juga sudah memendam pahitnya … Read More
  • MEGA REDUMMega Redum Anila berhembus mengusir kawanan megaKian berarak rapi bersama cakrawalaAmukan segara menghempas daratan bentalaDan ayarpun menenuhi dirgantaraSatu, dua, dan tiga mega memutihPerlahan memancarkan binarBu… Read More
  • Mengakhiri yang Seharusnya Diakhiri Tidak ada yang mengecewakanku, selain diriku sendiriTidak ada yang membuatku sedih, selain diriku sendiriTidak ada yang membuatku sulit, selain diriku sendiri… Read More
  • Jawab Langit Langit..Bisakah kau hadirkan hujan malam ini? Aku ingin menangis tanpa ada orang yang melihatAtau bisakah kau bangunkan aku disepertiga malam? Agar aku bisa menceritakan perasaanku tanpa ada orang lain yang menden… Read More
  • Langit Malam Langit.. mengapa malammu saat ini begitu hening?Kemarin, bintangmu ramai bak pasarHingga mataku bingung harus melihat yang manaTapi sekarang sepi senyap bagai kampung matiLangit.. aku baru saja pulang dari keriuha… Read More

0 comments:

Posting Komentar