Tapi, sebenarnya aku menyadari satu kesalahan, yang membuat datangnya silih berganti berbagai permasalahan, yang intinya aku hanya jauh dari TUHAN.
Emosi yg suka naik pada hal-hal kecil, yang sebenarnya dapat diatasi tanpa harus berbicara dengan nada keras, membuatku menangis dan menyesal dan menyadari bahwa aku salah. Tapi tetap saja, aku terus mengulanginya lagi dan lagi.
Al-Qur'an, yang tak pernah lagi ku baca. Bahkan menyentuhnya saja tidak lagi. Ia hanya menjadi pajangan di kamarku.
Shalat sunnah, sudah mulai berantakan. Rawatib yang tenang, dhuha yang sejuk dan tahajjud yang damai seakan sirna dari wajahku. Aku hanya mampu menjaga shalat fardhu yang bahkan aku terengah-engah menjaganya.
Sebagai anak, aku mulai manja tak terarah. Aku suka merajuk dan berbicara dengan nada keras. Mempermasalahkan hal kecil dan tak peduli pada keadaan. Yang pada intinya, aku mulai egois. Mempertahankan pendapat yang menurutku benar, bila tak sejalan dengan pemikiranku maka semua mereka salah dan aku tak bisa menerima itu. Aku hanya berjalan sendiri dengan pemikiranku, seakan aku sendiri yang benar dan yang lain salah. Tapi di lain waktu, akupun menangis. Melihat ayah dan ibu yang telah berjuang demi hidupku. Melihat raut wajah mereka yang belum bisa aku bahagiakan. Terasa begitu menyakitiku. Tetap saja, aku mengeras bagai batu, aku selalu mengulangi kesalahan lagi dan lagi.
Ini semua di mulai pada saat aku tak bisa menerima kenyataan. Aku tak menyukai ayah, aku tak menyukai ibu, aku tak menyukai keluargaku, aku tak menyukai diriku ini. Mereka yang tak sejalan dengan pemikiranku, aku tak dapat menerima semua ini. Membuatku semakin sakit dan ini semua begitu menyakitkan.
Aku ingin bercerita pada seseorang, yang tak ku kenal. Ia yang tak mengetahui siapa aku dan bagaimana aku. Aku ingin dia yang hanya menjadi pendengar dan menjadi penyemangatku. Menghibur kala sedihku dan siap menjadi pendengar setiaku. Dan aku tak menemui seorangpun.
Bercerita di sosmed dengan upload status malah membuatku semakin terasa sakit. Aku malah semakin tak menemukan diriku sesungguhnya. Aku terasa begitu hampa dan tak memiliki arah. Status-status yang ku upload seakan semua hanya mempermalukan diri sendiri. Upload tentang nasihat, aku tak ingin dianggap sok baik oleh orang lain. Dan aku menyedihkan, bila aku menyampaikan suatu nasihat tapi tak mampu menasihati diri sendiri. Dan akhirnya, aku berhenti tanpa upload status apapun.
Aku melakukan kesalahan, yang pada awalnya itu adalah pilihanku. Aku memilih memikirkan seorang ikhwan, yang aku tau resikonya. Dan berdalih, aku akan sanggup menerima resiko dan berusaha untuk bangkit sendiri. Dan sekarang aku menerima resiko itu yang akhirnya teramat menyakitiku.
Aku benci dan sangat benci. Aku mulai tak suka berada di rumah. Aku ingin pergi sejauh yang ku bisa.
Aku mulai tak menyukai semua ini. Aku mulai tak menyukai hidup ini...
Kenapa semua harus dengan nada keras baru mengerti?
Kenapa?
Kenapa semua harus sakit?
Kenapa?
Kenapa semua melakukan kesalahan?
Kenapaa???
Kenapa semua seperti ini?
Kenapa ini semua terjadi???
Dan akhirnya,
Aku hanya menyakiti diri sendiri.
Aku hanya menyakiti diri sendiri.
Aku hanya menyakiti diri sendiri.
0 comments:
Posting Komentar