Cuma Empat Jam

*🌾Bulir Ibrah dan Hikmah🌾*

Dinukil dan diselia dari
_*"Cuma Empat Jam"*_
Anonim, 2011

***

Teringat sebuah perjalanan Yogya ke Purwokerto di masa lalu.

Hari itu suamiku beruntung mendapatkan tiket bus untuk kembali ke rumah orang tuaku. Sayangnya ketika naik bus ternyata telah ada seorang perempuan duduk di tempat kami. Suamiku berisyarat dengan mata dan anggukan kepalanya memintaku duduk dulu di samping perempuan itu.  Namun ia tidak meminta perempuan itu berdiri untuk pindah. Ketika kuperhatikan ternyata kakinya ada sedikit cacat, barulah tahu kenapa suamiku memberikan tempat duduknya.

Suamiku terus berdiri dari Yogya sampai Purwokerto, sejak awal tidak ada memberi tanda kalau itu adalah tempat duduknya. 

***

Setelah turun dari bus, kukatakan pada suamiku, “Memberikan tempat duduk pada orang yang butuh memang baik, namun pertengahan perjalanan Yogya-Purwokerto 'kan boleh memintanya berdiri agar gantian kamu yang duduk.”

Suamiku menjawab sambil tersenyum, “Orang lain sudah tidak nyaman seumur hidup, kita hanya kurang nyaman selama empat jam saja.”

Mendengar ucapannya, aku sangat terharu sebab telah mendapatkan suami yang sedemikian baik, namun tidak mau orang lain tahu akan kebaikan hatinya. Itu membuat diriku merasakan dunia seketika penuh dengan kehangatan.

***

Kalau pola berpikir dapat diubah, dunia mungkin akan terasa berbeda. Seperti yang dilakukannya, mengubah sudut ketidaknyamanan berdiri empat jam menjadi sudut empatis merasakan ketidaknyamanan perempuan cacat itu.  

Setiap hal dalam kehidupan ini bisa saja berubah, tergantung dari bagaimana cara kita berpikir dan bagaimana cara kita mengubahnya.

Kita tidak mungkin berhasil dalam waktu tiga menit, namun asalkan mau berusaha, mungkin dalam satu menit saja, kehidupan sudah menjadi berbeda. Peluang untuk mengubahnya menjadi amal saleh menjadi sebuah upaya yang pantas diperjuangkan.

“Kita tidak pasti kaya karena mendapat banyak uang, namun kita pasti kaya secara batiniah dengan beramal saleh.”

***

0 comments:

Posting Komentar