Malam Lebaran kemarin, kami melaksanakan shalat maghrib berjama'ah di rumah. Tidak biasanya kami melakukannya, namun karna permintaan kakak, ayahandapun menuruti dan kami semua berjamaah untuk melaksakan shalat maghrib.
Lepas salam dan diiringi zikir id, lalu ditutup dengan salam-salaman. Kami membuat lingkaran tanpa dipandu. Ayah menyampaikan kata-kata syukurnya, karna kita semua masih bisa berkumpul.
Dalam pidato ayah, ia menyampaikan " Alhamdulillah.. kita masih bisa berkumpul semua. Untuk anak perempuan yang sudah menikah, baktinya bukan lagi kepada orangtuanya melainkan kepada suami, namun untuk anak laki-laki, sampai matipun ia harus bakti kepada orangtua, syurganya tetap sama orangtua, momen lebaran ini, tetap diusahakan kalau bisa anak laki-laki ke rumah orangtuanya. Untuk perempuan, mengerti posisi laki-laki"
"Nak, ayah emak menyekolahkan kalian ke sekolah agama, agar kalian paham hukum-hukum Islam, agar kalian tahu kewajiban kalian sebagai seorang manusia, dan hak Allah sebagai Tuhan. Agar kalian tahu melaksanakan shalat. Tujuan ayah hanya satu, agar kalian mengenal Tuhan kalian dan Allah meridhoi."
Malam itu penuh haru dan tangis yang tidak terbendung.
"Kematian itu adalah hal yang pasti. Kita tidak tahu kapan ia akan datang. Selagi orangtua masih ada, berbaktilah kepada orang tua. Bukan materi yang orang tua butuhkan, dengan akhlak dan budi pekerti yang baik dari anak-anaknya itu sudah cukup menentramkan hati orang tua"
"Ayah berharap, kalau orang tua tiada, kalianlah anak-anak yang menyolati, kalian terus mendoakan"
Sambil senggugukan yang telah kutahan, mukenah kupun telah habis basah karn air mata.
Duhai Allah Tuhan Semesta Alam... Terima kasihku atas kenikmatan ini...
0 comments:
Posting Komentar