Ada tiga ekor kucing yg tinggal di kantor tempat aku bekerja. Ibunya sebut saja si kuning, dan 2 orang anak nya yg masih begitu kecil. Mereka biasa tidur di kardus yg terletak disamping kamar mandi. Apabila aku bosan dan merasa lelah. Aku menjenguk mereka atau sekedar melihat mereka untuk melepas penat. Walaupun, mereka tak bisa akrab denganku, begitulah mereka masih tergolong kucing liar. Tak biasa disentuh manusia.
Pagi ini sesampaikan aku di kantor. Si kuning begitu ribut. Dia terus saja meong-meong bersuara dan terus berteriak. Fikirku "oh, mungkin dia kelapan". Akupun membelikannya makanan, dan diapun memakannya. Setelah makan, dia masih saja berteriak-berteriak meong-meong. Ku lihat, memang sejak tadi 2 ekor anaknya tidak kelihatan. "Ternyata dia mencari anaknya". Akupun berkeliling mencari-cari 2 ekor anaknya yg hilang.
Semak-semak, belakang dapur, keliling kantor. Sekecil suara merekapun tak terdengar. "Apa mungkin di makan oleh kucing yg lain?" Dan mulai soudzun tingkat tinggi. Aku kembali masuk ke kantor dN memulai pekerjaan. Dan si kuning masih saja menangis dan berteriak. Kasihan dan rasa tak tega, tapi aku juga tak mengerti apa arti dari setiap teriakan si kuning.
Tak lama kemudian, seorang pimpinan di kantorku berkata. "Buka ruangan ini, kucing ini dari tadi berteriak di depan ruangan ini, mungkin anaknya berada di dalam". Aku terdiam sejenak, salut dan berdecak kagum pada pimpinanku. "Kenapa tak terpikirkan olehku? Kenapa bapak ini bisa mengerti? Ya allah... Kuasamu".
Dan ternyata benar, setelah dibuka ruangan itu. Anak-anak si kuning berada di dalam. Oh manisnya.. aku benar-benar terharu melihat kucing- kucing itu dan terkagum dengan bapak tadi yg telah mengerti atas tindakan dan teriakan si kuning. "Maaf ya kuning, ternyata aku masih belum bisa memahamimu".
Belajar dari si kuning. Walau tanpa ayah dari anak-anak nya. Si kuning tetap menyayangi dan membesarkan mereka. Terlihat kuning begitu menyayangi anak-anaknya. Ia tahu keberadaan anaknya. Tapi dengan kekuatannya yg terbatas. Ia pantang menyerah. Ia terus saja berteriak, menangis dan meminta tolong. Berharap keajaiban dan pertolongan Allah datang. Dan benar, Allah mengabulkan harapannya untuk membebaskan anak-anaknya yg terkurung di ruangan melalui Bapak tadi. Sungguh mengharukan perjuangan si kuning demi anak-anaknya.
Kemudian, bapak tadi. Yg ku fikirkan adalah, mungkin begitu tulus dan lembut hati bapak ini, sehingga dapat mengerti bahasa dan tingkah laku dari si kuning. Ya Allah.. semoga Allah merahmati dan memberkahi mu ya Bapak. Aamiin.
0 comments:
Posting Komentar