(Pak) Nur Ahmadi Bi******ni (selanjutnya disebut 'dia')

(Pak) Nur Ahmadi Bi******ni (selanjutnya disebut 'dia')

Semoga Allah selalu merahmatimu, wahai dosenku, ah ulang. Semoga Allah senantiasa merahmati dan memberkatimu wahai nama yg tersebut di judul.

Berawal dari penjumpaan di dalam kelas. Hampir satu semester berjalan, aku bahkan tak tahu nama dia. Entah karna ketidakpedulianku pada kuliah saat itu, atau memang saat dia memperkenalkan diri aku tak masuk. Yg pada intinya, ini memang kebodohan ku sebagai seorang mahasiswa kala itu.

Kali ini, aku hanya ingin menceritakan sisi baik dari seorang dia. Ya memang hanya sisi baiknya saja yg selama ini tampak olehku.

Dahulu, ketika masa-masanya skripsian. Temanku beruntung mendapatkan pembimbing dia. Temanku selalu menceritakan, betapa lembutnya ia saat berbicara ketika bimbingan. Ini benar-benar mengejutkanku. Karna di dalam kelas, ia begitu tegas. Haha berbanding terbalik yah.

Karna rasa penasaran, aku mencari ntah apa yg bisa kudapatkan. Dan tahun pertama aku kuliah, dia masih memiliki akun sosmed, tp sepertinya jarang dia gunakan. Tahun kedua, aku kembali mencari, ternyata sudah dihapus akun sosmed dia. Haha. Tapi kalau searching di google, namanya terkenal yah. Memang, kalau orang pintar itu gimanapun tetap aja dunia mengenalnya.

Kenapa harus dia? Ya, berawal dari rasa penasaran. Rata-rata gadis-gadis mahasiswa membincangkan sosok dia. Eh ternyata memang benar, ada sisi yg dia miliki, tak miliki oleh dosen-dosen lainnya. Statusnya yg masih lajang misalnya. Haha tidak.

Ini hanya ungkapan kagum saja sebagai mahasiswi yg pernah berada di dalam kelasnya.

Sudah masuk isya. Cukup.
Semoga Allah memberkahimu.

0 comments:

Posting Komentar