Sekarang, aku mulai menyadari. Bahwa satu per satu teman-temanku telah menikah. Melangsungkan akad pernikahan, berfoto berdua di pelaminan, dan memulai kehidupan yang baru bersama pasangan.
Kadang aku merasa kasihan pada diriku, di usia yg dikatakan pantas menikah. Sampai saat ini tak kunjung ada lelaki yg mau bertamu ke rumah. Entah sekedar silaturrahim ramah tamah atau bahkan berniat meminang sekalipun tak pernah.
Melihat mereka telah menjadi pasangan yg halal. Tentu ada kebahagiaan tersendiri bagiku. Namun, dibalik itu semua. Ada rasa yg tak mampu terucapkan, bahkan sampai saat ini ada tanya yg belum menemukan jawaban. "Kapan aku akan menikah?"
Dan sekali lagi aku berfikir. Bahwa rasa minderku ini adalah salah. Tak sepantasnya aku menggalaukan hal yg telah Allah tetapkan. Aku selalu mengatakan untuk percaya pada takdir Allah. Tak pantas rasanya bila perkara jodoh saja aku ragu pada NYA. Bukankah IA berjanji bahwa "... perempuan baik untuk lelaki yg baik ..." .
Meyakini bahwa setiap orang memiliki waktunya masing-masing. Entah itu bahagia, sedih, tangis maupun tersenyum. Aku tak bisa membandingkan setiap keadaan dengan kehidupan orang lain. Bila temanku menikah di usianya 22 tahun. Sedangkan ada teman yg lain 25 tahun masih single. Ya, setiap orang memiliki waktunya masing-masing.
Bila waktunya telah tiba nanti. Aku hanya ingin dia yg mau menerima diriku. Tetap bertahan saat segala keburukan terbongkar. Membimbing menjadi lebih baik setiap harinya, dan bersama belajar pada setiap keadaan.
0 comments:
Posting Komentar