Kematian

Hari itu, aku menghadiri sebuah acara pemakaman. Memandikan, mengkafani, mensholatkan dan menguburkan mayat adalah fardhu kifayah. Allah menjanjikan pahala yg luar biasa bila kita melakukannya. Dan aku sangat tertarik akan janji Allah tersebut. Ditambah lagi, dengan menghadirinya dapat membuatku ingat akan kematian. Kebetulan, saat itu aku sedang berada di rumah. Akupun datang.

Berhubung jenazah tersebut adalah laki-laki, aku hanya bisa ikut mensholatkan dan menguburkan. Dalam perkuburan aku melihat jelas. Bagaimana jenazah itu dimasukkan ke dalam tanah yang dingin, dan gelap. Tak ada lampu, tak ada selimut, juga tak ada seorangpun yg menemani.

Satu per satu papan mulai menutupi masuknya cahaya ke jenazah. Dan tanahpun mulai memendam tubuh jenazah. Akupun tak tahan menahan air mata.
"Bagaimana bila jenazah itu adalah aku?"
Sendirian di dalam sana, gelap tak ada cahaya, sempit, dan tak ada yang mendengar.
"Hanya amal yang menemani"
Bagaimana bila amalku belum cukup untuk menutupi segala dosa-dosaku?
Isak tangispun tak dapat kuhentikan. Tak perduli lagi dengan orang sekitar. Aku terus menangis memikirkan bagaimana nanti aku mati? Berharap memiliki teman dalam alam kubur nanti.

Mencoba tenang, kemudian ku langkahkan menuju masjid yang kebetulan dekat dengan area pemakaman. Dengan derai air mata mengiringi shalat dhuhaku waktu itu.

Istighfar, zikir, kemudian berdoa.
"Duhai Allah, pada siapa lagi diri ini memohon kalau bukan kepada Engkau. Pada siapa lagi diri ini mengadu kalau bukan kepada Engkau. Pada siapa lagi diri ini meminta kalau bukan pada Engkau? Duhai Allah, kematian hanya Engkau yg maha Mengetahui. Dan kapan diri ini merasakan mati, Engkau pula yang mengetahui. Diriku memohon dengan sangat padaMu yaa Allah. Matikan hamba dalam keadaan husnul khotimah, dalam keadaan siap, dengan membawa bekal untuk bertemu denganmu. Hamba tak ingin sendiri yaa Allah... Hamba tak ingin sendiri.... Hamba tak ingin sendirian di dalam tanah yang dingin itu, hamba tak ingin sendirian di dalam tanah yang gelap itu.. di dalam sana tak ada yang mendengar hamba yaa Allah... tak ada yang mendengar kecuali Engkau.. bagaimana hamba meminta pertolongan kalau bukan kepada Mu. Di dalam sana hamba tak bisa lagi berbuat kebaikan. Hamba tak ingin menyesal di dalam sana.. yaa Allah... hamba tak ingin menyesal.... duhai Allah... jangan tinggalkan hamba dalam kemaksiatan, bimbing hamba selalu di jalan Mu, izinkan hamba mendapatkan cinta Mu... Jangan tinggalkan hamba.... Hamba tak ingin sendiri... hamba tak ingin sendiri...."

Related Posts:

  • CERBUNG MENGEJAR CINTA RIANTI 17#MENGEJAR_CINTA_RIANTI#EPISODE_17Terima kasih admin/moderator yang telah berkenan menyetujui tulisan ini.Terima kasih pembaca setia Rianti. Bonus di hari libur ya pembaca ....Rianti telah mengganti gaun pengantinnya deng… Read More
  • CERBUNG MENGEJAR CINTA RIANTI 18#Mengejar_Cinta_Rianti#Episode_18Judul : Mengejar Cinta RiantiOleh : Naya RTerima kasih admin/moderator telah menyetujui tulisan ini.Terima kasih pembaca setia Rianti. Setelah sarapan, Afdi mengajak Rianti untuk berkemas… Read More
  • CERBUNG MENGEHAR CINTA RIANTI 20Judul: Mengejar Cinta RiantiOleh : Naya R#MENGEJAR_CINTA_RIANTI#Episode_20Terima kasih admin/moderator yang telah menyetujui cerita ini.Terima kasih pembaca setia Rianti.Kali ini saya tuliskan kisah tentang Rio, agar sahabat-… Read More
  • CERBUNG MENGEJAR CINTA RIANTI 16#MENGEJAR_CINTA_RIANTI#EPISODE_16Terima kasih admin/moderator yang telah berkenan menyetujui tulisan ini.Terima kasih pembaca setia Rianti yang masih menunggu kelanjutan kisah ini. Mohon maaf jika terlalu lama posting kelanju… Read More
  • CERBUNG MENGEJAR CINTA RIANTI 19#MENGEJAR_CINTA_RIANTI#EPISODE_19Terima kasih admin/moderator yang telah menyetujui tulisan ini.Terima kasih pembaca setia Rianti. Afdi membuka matanya. Ia merasakan sebuah tangan memeluk pinggangnya. Wajah Rianti tepat … Read More

0 comments:

Posting Komentar