💍 *SERI KISAH TELADAN*
🌻🌗🔪 *PENYEMBELIHAN NABI ISMAIL 'ALAIHISSALAM*
🔘 Pada cerita yang lalu, nabi Ibrahim alaihissalam meninggalkan istrinya Hajar dan si kecil Ismail di lembah yang sebelumnya sepi, kemudian berdatangan suku Jurhum bermukim di tempat itu berdampingan dengan Hajar dan putranya.
🔘 Setelah beberapa tahun si kecil Ismail mulai tumbuh remaja di bawah asuhan ibunya. Pada saat itu, nabi Ibrahim mendapat ujian dari Allah Ta'ala untuk menyembelih putra satu-satunya yaitu Ismail.
🔘 Dengan keyakinan dan keimanan yang kuat, nabi Ibrahim alaihissalam hendak merealisasikan perintah Allah Ta'ala yang datang dari mimpi beliau, namun sebelum melaksanakannya, beliau berbicara kepada putranya Ismail tentang perintah itu.
🔘 Sungguh, sangat mengejutkan ucapan yang datang dari anak yang shalih Ismail, beliau pasrah dan sabar menghadapi ujian yang berat ini untuk disembelih.
📖 Cerita ini diabadikan Allah Ta'ala di dalam Al-Qur'an,
▶ Nabi Ibrâhîm Alaihissallam berdoa: “Wahai Rabb-ku, karuniakanlah untukku anak yang shalih,” maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kabar gembira kepadanya dengan kehadiran seorang anak yang mulia lagi penyabar.
▶ Dan tatkala anak itu saat mulai beranjak dewasa berusaha bersama-sama Ibrâhîm, Ibrâhîm berkata kepadanya: “Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?”
▶ Isma’il menjawab: “Wahai Ayahandaku, lakukanlah apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadamu; insya Allah engkau akan mendapati diriku termasuk orang-orang yang sabar”.
▶ Saat keduanya telah berserah diri dan Ibrâhîm membaringkan anaknya di atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Setelah itu Allah Subhanahu wa Ta’ala memanggilnya: “Wahai Ibrahim, sungguh kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
▶ Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami menebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
▶ Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu) ‘Kesejahteraan yang dilimpahkan kepada Ibrâhîm’. Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mukminin. Lihat Qs. ash-Shâffât/37 ayat 99-111.
📜 Di dalam tafsir Qurthubi [Juz 18, hlm. 69] dan Baghawi [Juz 4, hlm. 33] disebutkan riwayat Ibnu ‘Abbas, beliau berkata:
➡ Ibrâhîm dan Isma’il … keduanya taat, tunduk patuh terhadap perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala . Ingatlah, renungkanlah kisah itu … ketika keduanya akan melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala , dengan tulus dan tabah sang anak berkata:
يَا أَبَتِ اشْدُدْ رِبَاطِيْ حَتَّى لاَ أَضْطَرِبَ….
💬 Wahai Ayahku, kencangkanlah ikatanku agar aku tak lagi bergerak.
وَاكْفُفْ عَنِّي ثِيَابَكَ حَتَّى لاَ يَنْتَضِحَ عَلَيْهَا مِنْ دَمِّيْ شَيْءٌ فَيَنْقُصَ أَجْرِيْ وَتَرَاهُ أُمِّيْ فَتَحْزَنُ….
💬 Wahai Ayahku, singsingkanlah baju engkau agar darahku tidak mengotori baju engkau maka akan berkurang pahalaku, dan (jika nanti) Bunda melihat bercak darah itu niscaya beliau akan bersedih
وَيَا أَبَتِ اسْتَحِدَّ شَفْرَتَكَ وَأَسْرِعْ مَرَّ السِّكِّيْنِ عَلَى حَلْقِيْ لِيَكُوْنَ أَهْوَنُ عَلَيَّ فَإِنَّ الْمَوْتَ شَدِيْدٌ….
💬 Dan tajamkanlah pisau Ayah serta percepatlah gerakan pisau itu di leherku agar terasa lebih ringan bagiku karena sungguh kematian itu amat dahsyat.
وَإِذَا أَتَيْتَ أُمِّيْ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلاَمَ مِنِّيْ…. وَإِنْ رَأَيْتَ أَنْ تَرُدَّ قَمِيْصِيْ عَلَى أُمِّيْ فَافْعَلْ….
💬 Wahai Ayah, apabila engkau telah kembali maka sampaikan salam (kasih)ku kepada Bunda, dan apabila bajuku ini Ayah pandang baik untuk dibawa pulang maka lakukanlah.
فَقَالَ لَهُ إِبْرَاهِيْمُ : نِعْمَ الْعَوْنُ أَنْتَ يَا بُنَيَّ عَلَى أَمْرِ اللهِ تَعَالَى….
💬 (Saat itu, dengan penuh haru) Ibrahim berkata: “Wahai anakku, sungguh engkau adalah anak yang sangat membantu dalam menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala “.
Subhanallâh❗
🔘 Kisah di atas inilah yang menjadi pensyariatan kurban untuk Allah Ta’ala, yang sudah menjadi syariat kita umat Islam.
🔘 Sungguh luar biasa kesabaran mereka berdua, bapak dan anak yang shalih, rela mempertaruhkan nyawa demi melaksanakan perintah Allah Ta'ala, kalau seandainya nabi Ibrahim alaihissalam tidak dipanggil, maka pasti sudah dilaksanakan penyembelihan putranya.
📜 Ibnu Katsir rahimauhllah berkata:[Shahîh Qashashil-Anbiyâ`, hlm. 132.]
🔘 “Ini adalah ujian Allah Subhanahu wa Ta’ala atas kekasih-Nya (yakni Ibrâhîm Alaihissallam ) untuk menyembelih putranya yang mulia dan baru terlahir setelah beliau berumur senja. (Ujian ini terjadi) setelah Allah memerintahkannya untuk meninggalkan Hajar saat Ismail masih menyusui di tempat yang gersang, sunyi tanpa tumbuhan (yang dimakan buahnya), tanpa air dan tanpa penghuni.
🔘 Ia taati perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala itu, meninggalkan isteri dan putranya yang masih kecil dengan keyakinan yang tinggi dan tawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala . Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepada mereka kemudahan, jalan keluar, serta limpahan rizki dari arah yang tiada disangka.
🔘 Setelah semua ujian itu terlampaui, Allah menguji lagi dengan perintah-Nya untuk menyembelih putranya sendiri, yaitu Ismail Alaihissallam . Dan tanpa ragu, Ibrâhîm menyambut perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala itu dan segera mentaatinya. Beliau Alaihissallam menyampaikan terlebih dahulu ujian Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut kepada putranya, agar hati Ismail menjadi lapang serta dapat menerimanya, sehingga ujian itu tidak harus dijalankan dengan cara paksa dan menyakitkan. Subhanallâh…
📇 *Muhasabah:*
▪Beda sama orang jaman sekarang,
▪Ketika diperintah Allah Ta'ala, ada saja alasannya untuk menolaknya,
▪Saat ini umat Islam diperintahkan untuk kurban hewan sembelihan, padahal punya uang. Apakah masih beralasan untuk beli ini dan itu?
▪ Ketika diperintah untuk berjilbab syar'i, apakah akan beralasan, "panas...", "aku belum siap", "aku mau menjilbabi hatiku dulu", bla..bla...
▪Dan contoh-contoh syariat Islam lain yang banyak, yang tidak mau menjalankan...
❗Alangkah naifnya seorang yang mengaku muslim atau muslimah, namun tidak mau menjalankan syariat Allah Ta’ala.
❗Sungguh jauh dengan keadaan nabi Ibrahim dan nabi Ismail, yang sangat patuh dan tunduk dengan perintah Allah Ta'ala, meskipun nyawa yang dikorbankan.
☘ Semoga kaum muslimin tergugah untuk menjalankan syariat Islam. Aammiin...
============
📚 Diadaptasi dengan tambahan dari tulisan almanhaj.or.id
📢 *Republished By:*
🌐 Group BIS & BMS - Dakwah Untuk Umat
══════ 🌺✿🌺 ══════
Repost by :
☘ *MUSLIMAH ISTIQOMAH* ☘group sharing Artikel Islami menarik via WhatsApp seputar Muslimah ~( _akhwat_ )~
☎ Admin :+62812-6978-3348, +62 856-6404-2745
(utk bergabung silahkan kirim pesan via WA dgn format: #Nama#Kota Domisili#No WA)
🌻🌗🔪 *PENYEMBELIHAN NABI ISMAIL 'ALAIHISSALAM*
🔘 Pada cerita yang lalu, nabi Ibrahim alaihissalam meninggalkan istrinya Hajar dan si kecil Ismail di lembah yang sebelumnya sepi, kemudian berdatangan suku Jurhum bermukim di tempat itu berdampingan dengan Hajar dan putranya.
🔘 Setelah beberapa tahun si kecil Ismail mulai tumbuh remaja di bawah asuhan ibunya. Pada saat itu, nabi Ibrahim mendapat ujian dari Allah Ta'ala untuk menyembelih putra satu-satunya yaitu Ismail.
🔘 Dengan keyakinan dan keimanan yang kuat, nabi Ibrahim alaihissalam hendak merealisasikan perintah Allah Ta'ala yang datang dari mimpi beliau, namun sebelum melaksanakannya, beliau berbicara kepada putranya Ismail tentang perintah itu.
🔘 Sungguh, sangat mengejutkan ucapan yang datang dari anak yang shalih Ismail, beliau pasrah dan sabar menghadapi ujian yang berat ini untuk disembelih.
📖 Cerita ini diabadikan Allah Ta'ala di dalam Al-Qur'an,
▶ Nabi Ibrâhîm Alaihissallam berdoa: “Wahai Rabb-ku, karuniakanlah untukku anak yang shalih,” maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kabar gembira kepadanya dengan kehadiran seorang anak yang mulia lagi penyabar.
▶ Dan tatkala anak itu saat mulai beranjak dewasa berusaha bersama-sama Ibrâhîm, Ibrâhîm berkata kepadanya: “Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?”
▶ Isma’il menjawab: “Wahai Ayahandaku, lakukanlah apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadamu; insya Allah engkau akan mendapati diriku termasuk orang-orang yang sabar”.
▶ Saat keduanya telah berserah diri dan Ibrâhîm membaringkan anaknya di atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Setelah itu Allah Subhanahu wa Ta’ala memanggilnya: “Wahai Ibrahim, sungguh kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
▶ Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami menebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
▶ Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu) ‘Kesejahteraan yang dilimpahkan kepada Ibrâhîm’. Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mukminin. Lihat Qs. ash-Shâffât/37 ayat 99-111.
📜 Di dalam tafsir Qurthubi [Juz 18, hlm. 69] dan Baghawi [Juz 4, hlm. 33] disebutkan riwayat Ibnu ‘Abbas, beliau berkata:
➡ Ibrâhîm dan Isma’il … keduanya taat, tunduk patuh terhadap perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala . Ingatlah, renungkanlah kisah itu … ketika keduanya akan melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala , dengan tulus dan tabah sang anak berkata:
يَا أَبَتِ اشْدُدْ رِبَاطِيْ حَتَّى لاَ أَضْطَرِبَ….
💬 Wahai Ayahku, kencangkanlah ikatanku agar aku tak lagi bergerak.
وَاكْفُفْ عَنِّي ثِيَابَكَ حَتَّى لاَ يَنْتَضِحَ عَلَيْهَا مِنْ دَمِّيْ شَيْءٌ فَيَنْقُصَ أَجْرِيْ وَتَرَاهُ أُمِّيْ فَتَحْزَنُ….
💬 Wahai Ayahku, singsingkanlah baju engkau agar darahku tidak mengotori baju engkau maka akan berkurang pahalaku, dan (jika nanti) Bunda melihat bercak darah itu niscaya beliau akan bersedih
وَيَا أَبَتِ اسْتَحِدَّ شَفْرَتَكَ وَأَسْرِعْ مَرَّ السِّكِّيْنِ عَلَى حَلْقِيْ لِيَكُوْنَ أَهْوَنُ عَلَيَّ فَإِنَّ الْمَوْتَ شَدِيْدٌ….
💬 Dan tajamkanlah pisau Ayah serta percepatlah gerakan pisau itu di leherku agar terasa lebih ringan bagiku karena sungguh kematian itu amat dahsyat.
وَإِذَا أَتَيْتَ أُمِّيْ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلاَمَ مِنِّيْ…. وَإِنْ رَأَيْتَ أَنْ تَرُدَّ قَمِيْصِيْ عَلَى أُمِّيْ فَافْعَلْ….
💬 Wahai Ayah, apabila engkau telah kembali maka sampaikan salam (kasih)ku kepada Bunda, dan apabila bajuku ini Ayah pandang baik untuk dibawa pulang maka lakukanlah.
فَقَالَ لَهُ إِبْرَاهِيْمُ : نِعْمَ الْعَوْنُ أَنْتَ يَا بُنَيَّ عَلَى أَمْرِ اللهِ تَعَالَى….
💬 (Saat itu, dengan penuh haru) Ibrahim berkata: “Wahai anakku, sungguh engkau adalah anak yang sangat membantu dalam menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala “.
Subhanallâh❗
🔘 Kisah di atas inilah yang menjadi pensyariatan kurban untuk Allah Ta’ala, yang sudah menjadi syariat kita umat Islam.
🔘 Sungguh luar biasa kesabaran mereka berdua, bapak dan anak yang shalih, rela mempertaruhkan nyawa demi melaksanakan perintah Allah Ta'ala, kalau seandainya nabi Ibrahim alaihissalam tidak dipanggil, maka pasti sudah dilaksanakan penyembelihan putranya.
📜 Ibnu Katsir rahimauhllah berkata:[Shahîh Qashashil-Anbiyâ`, hlm. 132.]
🔘 “Ini adalah ujian Allah Subhanahu wa Ta’ala atas kekasih-Nya (yakni Ibrâhîm Alaihissallam ) untuk menyembelih putranya yang mulia dan baru terlahir setelah beliau berumur senja. (Ujian ini terjadi) setelah Allah memerintahkannya untuk meninggalkan Hajar saat Ismail masih menyusui di tempat yang gersang, sunyi tanpa tumbuhan (yang dimakan buahnya), tanpa air dan tanpa penghuni.
🔘 Ia taati perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala itu, meninggalkan isteri dan putranya yang masih kecil dengan keyakinan yang tinggi dan tawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala . Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepada mereka kemudahan, jalan keluar, serta limpahan rizki dari arah yang tiada disangka.
🔘 Setelah semua ujian itu terlampaui, Allah menguji lagi dengan perintah-Nya untuk menyembelih putranya sendiri, yaitu Ismail Alaihissallam . Dan tanpa ragu, Ibrâhîm menyambut perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala itu dan segera mentaatinya. Beliau Alaihissallam menyampaikan terlebih dahulu ujian Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut kepada putranya, agar hati Ismail menjadi lapang serta dapat menerimanya, sehingga ujian itu tidak harus dijalankan dengan cara paksa dan menyakitkan. Subhanallâh…
📇 *Muhasabah:*
▪Beda sama orang jaman sekarang,
▪Ketika diperintah Allah Ta'ala, ada saja alasannya untuk menolaknya,
▪Saat ini umat Islam diperintahkan untuk kurban hewan sembelihan, padahal punya uang. Apakah masih beralasan untuk beli ini dan itu?
▪ Ketika diperintah untuk berjilbab syar'i, apakah akan beralasan, "panas...", "aku belum siap", "aku mau menjilbabi hatiku dulu", bla..bla...
▪Dan contoh-contoh syariat Islam lain yang banyak, yang tidak mau menjalankan...
❗Alangkah naifnya seorang yang mengaku muslim atau muslimah, namun tidak mau menjalankan syariat Allah Ta’ala.
❗Sungguh jauh dengan keadaan nabi Ibrahim dan nabi Ismail, yang sangat patuh dan tunduk dengan perintah Allah Ta'ala, meskipun nyawa yang dikorbankan.
☘ Semoga kaum muslimin tergugah untuk menjalankan syariat Islam. Aammiin...
============
📚 Diadaptasi dengan tambahan dari tulisan almanhaj.or.id
📢 *Republished By:*
🌐 Group BIS & BMS - Dakwah Untuk Umat
══════ 🌺✿🌺 ══════
Repost by :
☘ *MUSLIMAH ISTIQOMAH* ☘group sharing Artikel Islami menarik via WhatsApp seputar Muslimah ~( _akhwat_ )~
☎ Admin :+62812-6978-3348, +62 856-6404-2745
(utk bergabung silahkan kirim pesan via WA dgn format: #Nama#Kota Domisili#No WA)
0 comments:
Posting Komentar